"Jadi, kapan mau menikah? Kapan nyebar undangannya? Si itu udah nikah, udah punya anak lagi. Kamu kapan? Mama udah gak sabar mau punya mantu, cepetan kamu nikah. Jangan lama-lama pacaran, cepet halal-in. Nanti lagi ke sini bawa pasangannya ya." Statement atau pertanyaan seperti di atas gak cuma satu atau dua orang yang bertanya. Gak di saat kumpul keluarga semisal arisan, lebaran, reunian sama teman sampai yang paling jarang mungkin ditanya sama mantan. Rasanya kalimat yang terlihat simple itu benar-benar menohok hati saat gak bisa dijawab. Terlebih lagi saat orang melihat kita bisa dibilang sudah mapan dalam keuangan, cukup umur untuk nikah dan sudah masuk dalam katagori harus-nikah-jadi-apalagi-yang-ditunggu. Masalahnya bukan kita gak mau buat menikah atau gak siap menikah tapi bagaimana kalo ternyata waktunya memang bukan saatnya untuk kita menikah? Bagaimana kalo calon yang diharapkan belum waktunya menjemput ke pelaminan? Bagaimana kalo... masih banyak bagai...
Welcome to my books world. Here my pen will lead you to see my stories. And there my coffee will company you to read my imagination.