Contoh Karya Ilmiah Sastra Inggris Penerjemahan Teks Laporan Universitas Terbuka Tahun 2015 yang Telah Lulus Uji Plagiat

Untuk teman-teman Universitas Terbuka dan lainnya yang sedang atau akan mengerjakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan, berikut ini karya ilmiah saya yang bisa dijadikan refensi atau contoh untuk menyelesaikan karya ilmiah kalian. Ingat DILARANG PLAGIAT ya! Semangat mengerjakan, semoga sukses dan lulus sesuai keinginan.



Strategi Penerjemahan Teks Laporan
Bidang Teknologi dan Sains Tanpa Menghilangkan Informasi Faktual dalam TSu pada TSa


Eka Ovtarika Zulkarnain
NIM : 018316892
Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka


ABSTRAK

Teks laporan memiliki tujuan dan fungsi sosial untuk menyampaikan sebuah informasi yang didukung dengan sejumlah fakta yang jelas dan faktual kepada para pembaca. Karya ilmiah ini merupakan studi kasus penerjemahan dalam menggunakan strategi penerjemahan yang bertujuan untuk menjadi salah satu jalan keluar bagi para penerjemah dalam menghadapi masalah dalam proses penerjemahan teks laporan. Pada proses ini, penerjemahan tentu saja dilakukan dengan menerapkan metode dan prosedur penerjemahan agar dalam proses penerjemahan tersebut penyampaian informasi yang dimaksudkan pada teks sumber (TSu) dapat disampaikan dengan jelas dan faktual serta akurat pada teks sasaran (TSa). Demikian juga pada proses penerjemahan dalam teks laporan yang berjudul “Great Photos of Earth from The World’s Smallest Satellites”, proses penerjemahan dilakukan dengan menerapkan beberapa metode dan prosedur penerjemahan yang sesuai dengan masalah penerjemahan yang ditemui dalam proses menyepadankan kata, frasa kata maupun kalimat dalam teks laporan tersebut. Masalah penerjemahan yang ditemui dipecahkan dengan metode dan prosedur terjemahan agar penyampaian informasi yang terkandung dalam teks sumber (TSu) tetap dapat disampaikan dengan jelas, faktual dan akual di dalam teks sasaran (TSa) untuk pembaca.

Kata kunci : strategi penerjemahan, metode dan prosedur penerjemahan, masalah penerjemahan, penyampaian informasi

I.                         PENDAHULUAN

                    i.            Latar Belakang
Kebutuhan akan informasi saat ini semakin diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan. Cepatnya akses informasi dalam kemajuan teknologi dan sains membuat kita lebih mudah memperoleh informasi yang kita cari. Bahkan dalam bidang penelitian yang mengharuskan para peneliti melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya ke masyarakat umum, teknologi cendrung menjadi salah satu jalan keluar. Informasi yang diberikan merupakan hasil uji lapangan yang bersifat faktual dan jelas. Banyaknya hasil penelitian yang diinformasikan menggunakan bahasa asing, membuat masyarakat awam tidak dapat memperoleh informasi yang akurat. Mengingat banyak dari peneliti berasal dari negara maju. Oleh karena itu, dibutuhkan pula penerjemah sebagai penyampai informasi dalam menerjemahkan hasil penelitian agar dapat dimengerti oleh masyarakat awam.
Dalam karya ilmiah ini, penulis bermaksud mengangkat artikel yang berjudul “Great Photos of Earth from The World’s Smallest Satellites” dari sebuah media online CNN untuk dianalisis dan diterjemahkan guna memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pembaca tanpa menghilangkan informasi penting yang ingin disampaikan dalam teks sumber (TSu) pada teks sasaran (TSa) sesuai dengan strategi penerjemahan sehingga menghasilkan terjemahan yang akurat, jelas dan wajar.

                  ii.            Rumusan Masalah ( Research Question)
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menyimpulkan permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah ini, yaitu:
1.      Strategi apa yang digunakan dalam menerjemahkan teks laporan agar informasi penting yang disampaikan mudah dimengerti pembaca?
2.      Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan apabila dalam proses penerjemahan terdapat masalah mentransferkan makna dari BSu ke BSa?

                iii.            Tujuan (Objective)
Tujuan penulis dalam karya ilmiah ini adalah agar pembaca khususnya penerjemah dapat menerjemahkan sebuah teks laporan dengan akurat, jelas dan wajar tanpa menghilangkan informasi yang disampaikan dalam TSu pada TSa.

                iv.            Manfaat
               Manfaat karya ilmiah yang penulis tulis ini, diantaranya:
1.      Penulis berharap para pembaca khususnya penerjemah dapat mengerti strategi penerjemahan yang dilakukan dalam proses penerjemahan teks laporan agar informasi yang akan disampaikan dapat tepat sasaran dan mudah untuk dimengerti.
2.      Memudahkan bagi para penerjemah dalam mencari jalan keluar ketika menghadapi masalah-masalah dalam proses penerjemahan teks laporan.
3.      Menambah wawasan bagi para penerjemah atau masyarakat luas tentang dunia penerjemahan sehingga mereka memahami bahwa penerjemahan tidak hanya soal proses mengartikan bahasa dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa).

II.                      TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses menerjemahkan langkah awal yang dilakukan adalah menganalisis teks sumber (TSu) guna memahami pesan yang disampaikan dan mendapatkan pesan yang sesungguhnya tanpa meninggalkan hal-hal penting yang harus disampaikan. Newmark (1988) mengemukakan bahwa metode penerjemahan dibedakan dari prosedur penerjemahan. Sedangkan Baker (1992) menyebut prosedur menggunakan istilah startegi.
Dalam beberapa metode dan prosedur yang dikemukan oleh beberapa pakar seperti, Newmark, Baker, Larson, Nida, Vinay, Darbelnet dan yang lainnya dapat disimpulkan bahwa dalam proses penerjemahan metode dan prosedur yang digunakan berorientasi pada TSu dan TSa. Berikut beberapa teknik metode dan prosedur yang berorientasi pada TSu dan TSa yang penulis gunakan dalam karya ilmiah ini agar dalam proses penerjemahan, penerjemah dapat menerjemahkan sebuah teks laporan dengan akurat, jelas dan wajar tanpa menghilangkan informasi faktual yang disampaikan dalam TSu pada TSa:
Orientasi pada TSu
Orientasi pada TSa
(1)   Teknik harfiah
(6)      Teknik transposisi
(2)   Teknik peminjaman alamiah
(7)      Teknik modulasi
(3)   Teknik tranferensi
(8)      Teknik penghilangan
(4)   Teknik calque
(9)      Teknik eksplisitasi
(5)   Teknik peminjaman murni
(10)    Teknik penambahan
(11)    Teknik deskriptif











III.                    METODOLOGI PENELITIAN

                    i.             Metode
Dalam karya ilmiah ini, metode yang digunakan penulis adalah metode kualitatif yang didasarkan pada analisis tekstual yang melibatkan teks sumber dan teks sasaran serta mengadopsi salah satu model teoretis penerjemahan, yaitu model komparatif (comparative model) dengan rumusan: TSu ≈ TSa, atau TSa ≈ TSu.

                  ii.             Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan termasuk jenis teks laporan dalam bidang teknologi dan sains yang berjudul “Great Photos of Earth from The World's Smallest Satellites” dengan jumlah kata terdiri dari 675 kata. Teks sumber tersebut penulis ambil dari laman berita online CNN dengan alamat website: http://edition.cnn.com/2015/03/12/tech/mci-planet-labs-doves/index.html.

                iii.             Pemprosesan Data
Dalam proses penerjemahan teks laporan diatas, penulis mengalami beberapa kendala dan masalah dalam menerjemahkan kata, frasa kata serta kalimat yang terdapat dalam teks tersebut. Seperti menerjemahkan sebuah idiom pada TSu agar dalam TSa terjemahan idiom tidak menghilangkan informasi faktual dan makna lebih mudah dipahami dan pemilihan penggunaan metode dan prosedur penerjemahan yang tepat untuk menyepadankan makna idiom agar pada TSa hasil terjemahan tidak menyimpang dari TSu. Sehingga prosedur penerjemahan teknik parafrasa menjadi pilihan dalam menyedankan makna idiom agar TSa tetap memiliki informasi faktual dan penting yang disampaikan kepada pembaca secara akurat, jelas dan wajar.

IV.                   HASIL DAN PEMBAHASAN

                   I.            Hasil Penerjemahan
Untuk mempermudah dalam memahami proses penerjemahan dan stategi terjemahan yang penulis gunakan, setiap table disertai dengan penjelasan.

                        PARAGRAF 1                     

Teks Sumber

Teks Sasaran

Great Photos of Earth from The World's Smallest Satellites
How big is a satellite? As big as a washing machine? A car? A bus? The average size of communication satellites orbiting the Earth is about that of a car. But there are extremes, such as the NROL-32, a spy satellite launched by the United States in 2010, which has an antenna spanning 328 feet across, or nearly 100 meters. But among the flying giants, a new breed is spreading its wings. Planet Labs, a Californian startup which had its beginnings in a garage in 2012, is pushing satellite miniaturization to its limits. Last year, they launched Flock 1, an array of 28 satellites that now constitutes the world's largest constellation of Earth imaging satellites. They are called Doves, their mission is to map every inch of the planet, and each of them is no larger than a shoe box.
Foto-foto Bumi yang Indah dari Satelit Terkecil di Dunia
Sebesar apa satelit itu? Apakah sebesar mesin cuci? Mobil? Ataukah bis? Rata-rata ukuran satelit komunikasi yang mengorbit di Bumi adalah sebesar mobil. Tapi yang lebih hebat adalah NROL-32, satelit mata-mata yang diluncurkan oleh Amerika Serikat tahun 2010, yang memiliki panjang antena 385 kaki atau sekitar 10 meter. Diantara raksasa terbang lainnya, jenis baru adalah menyebar sayapnya. Planet Labs, California, yang berawal di sebuah garasi pada tahun 2012, mendorong miniaturisasi satelit yang terbatas. Tahun lalu mereka meluncurkan Flock 1, terdiri dari 28 satelit yang merupakan konstelasi satelit pencitraan Bumi terbesar di dunia. Mereka menamakannya Doves, misinya adalah memetakan setiap inci planet, dan masing-masing tidak lebih besar dari kotak sepatu.

 

Pada frasa but among, penulis menggunakan teknik penghilangan dimana but among bila diartikan ke dalam BSa menjadi tapi diantara kurang wajar karena konjungsi but dalam kalimat pertama dan kalimat selanjutnya tidak memiliki keterkaitan perbandingan seperti pada kalimat pembuka. Kalimat startup which had its beginnings memiliki arti memulai  yang berawal karena memulai dan berawal memiliki kesepadanan kata dalam BSa, jadi dalam penerjemahan ini strategi yang digunakan yaitu menggunakan teknik penghilangan guna menghemat kata sehingga pembaca tidak bingung dalam menerima informasi yang terdapat dalam teks. Sedangkan dalam kalimat largest constellation of Earth imaging satellites, strategi penerjemahan yang digunakan adalah teknik transposisi (pergeseran struktur urutan kata), karena adanya perbedaan urutan kata pada BSa.

PARAGRAF  2

Teks Sumber

Teks Sasaran

A Sputnik with a camera

Chris Boshuizen is the co-founder and CTO of Planet Labs. His previous job title was "Space Mission Architect" for NASA. Not a bad starting point. "As far as I remember, even as a kid I was always fascinated by the Moon and it seemed irrational to me that I couldn't go there," he told CNN's Nick Glass. But for NASA, Chris was not planning multi-billion dollar missions to the Moon. Instead, he worked on the PhoneSat project, aimed at creating super-cheap satellites: "We literally built an Android smartphone, placed it in a box and put it in space. It was essentially like the Russian satellite Sputnik, but cheaper and able to take photos. It was Sputnik with a camera."
Sputnik dengan kamera
Chris Boshuizen adalah pendiri dan CTO dari Planet Labs. Pekerjaan sebelumnya adalah sebagai “Arsitek Misi Luar Angkasa” di NASA. Bukan permulaan yang buruk. “Sejauh yang saya ingat, saat saya kecil saya selalu tertarik dengan Bulan dan sangat mengganggu karena saya tidak dapat ke sana.” jelasnya kepada Nick Glass reporter CNN. Di NASA, Chris tidak merencanakan misi miliyaran dolar ke Bulan. Sebaliknya, dia bekerja dalam proyek PhoneSat, yang bertujuan membuat satelit super murah. “Kami membuat telepon pintar Android, di tempatkan dalam kotak dan menaruhnya di luar angkasa. Pada dasarnya satelit ini sama seperti satelit Sputnik Rusia, hanya saja lebih murah dan mampu mengambil gambar. Ini seperti Sputnik dengan kamera.”

 

Frasa starting point  diartikan ke dalam BSa berarti acara permulaan, oleh karena itu penerjemah melakukan prosedur penerjemahan dengan foreignization guna menghadirkan nuansa BSu dalam BSa yang mana dalam proses penerjemahan frasa starting point dipadankan dengan permulaan. Begitu pula pada frasa literally built yang dipadankan dengan membuat. Kemudian dalam frasa CNN’s Nick Glass dalam gramatikal BSu merupakan frasa yang menandakan sebuah kepemilikan baik benda atau orang, sedangkan jika dipadankan dalam BSa frasa tersebut memiliki makna yang rancu sehingga pada proses penerjemahan teknik penjelasan tambahan diperlukan.

PARAGRAF 3

Teks Sumber

Teks Sasaran

Learning to fly
That's how Boshuizen learned to be frugal when designing spacecraft. Instead of creating a complex, expensive and large machine, his approach is to build several cheap ones, which can act together like a swarm of insects. "If any of our small satellites has any deficiencies, we can make up for that with quantity. And so the first application we came up with was Earth imaging: if we could put hundreds of cameras in space we could actually do real-time monitoring of the Earth and its climate, to help people make better decisions about their impact on the environment." In 2012 he founded Planet Labs with a few friends, operating out of a garage in Cupertino, California. The perfect start for a startup. Today, his mission statement is clearly posted on Planet Labs website: "Fresh data from any place on Earth is foundational to solving commercial, environmental, and humanitarian challenges."
Pengetahuan yang Cerdik
Inilah bagaimana Boshuizen dapat berhemat ketika merancang pesawat luar angkasa. Alih-alih membuat mesin yang kompleks, mahal dan besar, dia memilih cara dengan membuat beberapa yang murah, yang mampu bertindak bersama seperti segerombolan serangga. “Jika salah satu satelit kecil kami memiliki kekurangan, kami dapat melengkapinya dengan jumlah. Aplikasi pertama yang kami temukan adalah pencitraan Bumi: jika kami  dapat menempatkan ratusan kamera di luar angkasa, kami bisa benar-benar memantau bumi dan iklim untuk membantu orang-orang dalam membuat keputusan yang lebih baik pengaruhnya terhadap lingkungan.” Pada tahun 2012, Chris mendirikan Planet Labs dengan beberapa teman, beroperasi di sebuah garasi di Cupertino, California. Awal yang sempurna untuk memulai. Saat ini, hasil laporan dari misinya diumumkan dengan jelas dalam website Planet Labs. “Data baru dari berbagai tempat di Bumi adalah dasar untuk memecahkan tantangan komersial, lingkungan dan kemanusiaan.”

 

Pada frasa learning to fly dan learned to be frugal, penulis menggunakan metode penerjemahan dengan  penerjemahan harfiah karena dalam frasa tersebut apa bila diterjemahakan kata per kata menghasilkan terjemahan yang jauh dari tujuan dan maksud  pada TSa. Mengakibatkan pembaca menjadi sulit mengerti maksud dari paragraf 3.

PARAGRAF 4

Teks Sumber

Teks Sasaran

A shoe box in space

Boshuizen's satellites are solar powered, producing around 20W each. Their name, Doves, started out as a joke: "I was having a conversation with one of our engineers, Mike Safyan, who was complaining that most military satellites have kind of evil names like Kestrel-Eye and Talon and Raptor. He said, 'Why don't we call ours Dove?' And it was just a joke, but what that means, how that speaks to our missions is profound, so instead of launching a constellation of satellites, we're launching a flock of doves." The current flock of 28 will be joined by about 30 more over the next few months, with the goal of eventually reaching a constellation density of about 100. That is, if fate doesn't intervene again.
Kotak Sepatu di Luar Angkasa
Satelite milik Bonshiuzen memakai tenaga surya, memproduksi sekitar 20W. Pemberian nama Doves berawal dari sebuah lelucon: “Sebelumnya saya bercakap-cakap dengan salah satu insinyur kami, Mike Safyan, yang mengeluh mengenai banyaknya satelit militar yang memiliki nama buruk seperti Kestrel-Eye, Talon dan Raptor. Dia berkata: ‘Kenapa kita tidak menamakannya Dove?’ Tapi itu hanyalah sebuah lelucon, cara mengingatkan besarnya misi kami, jadi sebagai ganti meluncurkan sebuah konstelasi satelit, kami meluncurkan sebuah kawanan merpati.” Saat ini 28 kawanan akan bergabung dengan sekitar 30 atau lebih kawanan lainnya dalam beberapa bulan ke depan, dengan rencana akhir mencapai kepadatan sekitar 100 konstelasi. Dengan kata lain, jalannya tidak dilakukan berselang kembali.

 

Dalam frasa speaks to dipadankan dengan mengingatkan, penulis menggunakan prosedur penerjemahan foreignization karena dalam frasa tersebut apabila diterjemahkan ke dalam BSa tidak memiliki makna yang sepadan sehingga penulis mencoba menghaluskan makna.

PARAGRAF 5

Teks Sumber

Teks Sasaran

White Dove down
On October 28th, 2014, an Antares rocket carrying 26 Doves destined for orbit exploded fourteen seconds after launch. Other than that, there were no injuries. Rockets are fantastically complicated machines, and they fail: "I was watching the live-stream of the video, and I have this great photograph of everyone's jaw hanging open where they were like, 'What just happened?!', and I walked up to my co-founder Robbie and just gave him a big hug and he just said that this was bound to happen one day." The setback has slowed down Planet Labs technological progress, but the company still plans to offer their services commercially soon, and at prices containing "at least one zero less than a conventional satellite."
Merpati Putih Jatuh
Pada 28 Oktober 2014, roket Antares membawa 26 Doves yang dipersiapkan untuk mengorbit, meledak 14 detik setelah diluncurkan. Selain dari itu, tidak ada yang terluka. Roket adalah mesin luar biasa yang rumit dan mereka gagal:  “Saya sedang melihat saluran video secara langsung dan saya melihat keterkejutan setiap orang seperti ‘Apa yang terjadi?’, lalu saya menghampiri teman saya Robbie dan memberinya pelukan dan dia berkata hal ini suatu hari pasti akan terjadi.” Kemunduran telah memperlambat kemajuan teknologi Planet Labs, namun perusahaan masih berencana menawarkan servis komersial mereka secepatnya dengan biaya “lebih rendah satu kosong daripada satelit konvensional.”

 

Untuk menerjemahkan idiom jaw hanging open, penulis menggunakan teknik parafrasa menjadi keterkejutan. Hal ini dilakukan karena dalam TSa sulit mempertahankan idiom BSu menjadi idiom BSa, sehingga penulis menggunakan kata-kata atau frasa lain untuk memperjelas makna agar lebih mudah dipahami dan informasi dapat disampaikan dengan jelas.

 

                II.            Pembahasan Masalah

Setelah pembahasan dalam setiap paragraf diatas, penulis akan menjawab rumusan permasalahan yang penulis uraiakan di bawah ini:

1.      Strategi apa yang digunakan dalam menerjemahkan teks laporan agar informasi penting yang disampaikan mudah dimengerti pembaca?
·         Melakukan analisa tekstual secara menyeluruh untuk menentukan kepada siapa informasi yang terkandung dalam teks ingin disampaikan.
·         Melakukan proses penerjemahan dengan teliti agar mengerti informasi yang dimaksud dalam TSu.
·         Menentukan pilihan kata yang sesuai untuk menyampaikan informasi faktual, akurat dan jelas kepada target pembaca.
·         Melakukan proses penerjemahan sesuai dengan metode dan prosedur penerjemahan agar informasi faktual dalam TSu tetap ada dalam TSa.
·         Melakukan perbandingan TSu dengan hasil terjemahan TSa, dalam hal ini untuk melihat apakah informasi penting yang terkandung dalam TSa sama seperti dalam TSu atau informasi tersebut menjadi kabur tidak jelas dan sukar dimengerti pembaca.
·         Menyunting kembali hasil terjemahan.
2.      Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan apabila dalam proses penerjemahan terdapat masalah mentransferkan makna dari BSu ke BSa?
·         Jika masalah penerjemahan terjadi dalam pemilihan padanan kata yang tepat dapat digunakan salah satunya prosedur penerjemahan foreignization atau pengasingan dan metode penerjemahan teknik penghilangan.
·         Pada masalah penerjemahan saat menerjemahkan ungkapan atau idiom, metode dan prosedur penerjemahan idiomatik dan parafrasa atau amplifikasi dapat menjadi jalan keluar untuk menerjemahkan ungkapan atau idiom agar makna dapat lebih mudah dipahami dan informasi dapat disampaikan dengan jelas.
·         Sedangkan pada tataran gramatikal, teknik penerjemahaan dengan cara transposisi bisa menjadi salah satu jalan keluar dalam mentransferkan makna dari BSu ke BSa.

 

V.                              KESIMPULAN DAN SARAN

Pada proses penerjemahan teks laporan bidang teknologi dan sains di atas, metode dan prosedur penerjemahan yang digunakan dalam memecahkan masalah-masalah penerjemahan yang ditemukan diantaranya dengan metode penerjemahan teknik penghilangan, foreignization atau pengasingan, penerjemahan idiomatik dan parafrasa atau amplifikasi serta teknik penerjemahan transposisi. Strategi penerjemahan dengan menggunakan metode dan prosedur penerjemahan ini dilakukan agar dalam proses penerjemahan penyampaian pesan yang terkandung dalam TSu dapat tersaji utuh pada TSa. Karena sesuai dengan tujuan dan fungsinya, teks laporan harus dapat menyampaikan sebuah informasi yang didukung dengan sejumlah fakta dan dapat menjelaskannya secara umum kepada pembaca.

Demikian pula dalam mencari pemecahan masalah mentransferkan makna dari BSu ke BSa, karena sedikitnya referensi mengenai penerjemahan teks laporan, penulis berusaha menggunakan metode dan prosedur penerjemahan yang terdapat dalam beberapa referensi pustaka. Dalam hal ini, penerjemah khususnya disarankan agar lebih memahami isi TSu serta informasi faktual yang terkandung didalamnya yang menjadi tujuan utama, dan dalam TSa informasi yang disampaikan dapat dijelaskan secara umum. Baik pada proses penerjemahannya terdapat beberapa istilah ilmiah yang bagi para pembaca belum tentu dapat mengerti. Hal ini berkenaan dengan informasi yang disampaikan merupakan hasil observasi dan analisis secara sistematis terhadap topik yang dibahas dalam teks laporan. Oleh sebab itu, penerjemah diharapkan dapat lebih mengerti dan mengusai mengenai topik yang dibahas dalam teks laporan dalam bidang apapun, seperti dengan mencari referensi tambahan agar dalam proses menerjemahkan nantinya tidak mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi dan memindahkan makna.

 

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, R. (2011) Teori Dan Masalah Penerjemahan (Edisi Kesatu). Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Echols, J.M, Shadil, H.(2003) Kamus Inggis-Indonesia. Cornel University Press Ithaca and London Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 
Echols, J.M, Shadil, H,(2003) Kamus Indonesia-Inggris. (Edisi Ketiga) Revised an Edited by Wolf, J.U. & Colins J.T. Cornel University Press. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, http://kbbi.web.id

English Indonesian Dictonary Translator- Kamus Inggris Indonesia Inggris, sederet.com

Google Translator, translate.google.com

http://edition.cnn.com/2015/03/12/tech/mci-planet-labs-doves/index.html

www.pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?modul=BING4320

deddisetiawani.blogspot.co.id/2014/11/model-dan-prinsip-prinsip-penerjemahan.html

 

  

NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

 

Comments

  1. kak kok laporannya ditulis pakai bhs indo? bisa gak nyusun tap sama karya ilmiah UT in full English?

    ReplyDelete
  2. Hi.. dari peraturan yang saya baca karil sastra inggris ut memang pakai bahasa indonesia penjelasannya. kecuali untuk abstraknya, untuk mahasiswa S2 pakai bahasa inggris.

    ReplyDelete
  3. Thank you, Dea.. saat saya membuat karil ini di tahun 2015 contoh referensi memang menggunakan bahasa Indonesia utk penjelasan maupun abstrak kecuali teks yang akan diartikan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts