About Story To Tell [Rate 1]: Ayu-mu Penanda Kuatmu..

"Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif pada otak yang umumnya menyerang orang tua dan dikaitkan dengan perkembangan plak-plak beta amiloid pada otak. Penyakit ini dicirikan oleh kebingungan, disorientasi, kegagalan memori, gangguan bicara, dan demensia. Penyebabnya belum diketahui.”

Apa yang terlintas pada dirimu jika salah satu dari orang tuamu menderita penyakit ini? Apakah setidaknya kamu siap dengan kemungkinan untuk dilupakan? Bisakah ikhlas menerima semua itu? Mampu tidakkah mengemban amanah yang dititipkan Allah kepadamu untuk mengurus orang tuamu? 

Aku sendiri tidak dapat menjawab iya dengan tegas pertanyaan di atas. Memang karena belum mengalami hal tersebut. Tapi aku bisa membagi kisah itu lewat tulisan ini. Kisah tentang perjuangan sahabatku dalam mengurus ayah yang menderita Alzheimer selama hampir 9 tahun, dimulai sejak kami masih duduk di bangku sekolah menengah atas hingga kini beliau diperistirahatan terakhirnya.

Ayu, panggilan akrabku padanya. Gadis yang cerdas dengan segudang prestasi. Anak yang membanggakan orang tua dengan sederet penghargaan di sekolah hingga kuliah. Seorang pekerja keras yang tak kenal menyerah untuk membahagiakan orang tuanya. Jika intro ini terlihat lebay, maafkan hanya seperti itulah aku melihat sosoknya.

Tahun 2009 Ayu mengabari tentang ayahnya yang sakit dan harus dirawat. Aku tidak berpikir penyakit yang diderita beliau adalah Alzheimer.Saat itu untuk pertama kalinya aku melihat Ayu menangis berpikir sang ayah akan melupakannya sedikit demi sedikit.

Dua tahun selanjutnya Ayu mendapatkan beasiswa kuliah di Korea Selatan selama 1 tahun dari kampusnya. Dilema Ayu rasakan antara harus pergi meninggalkan ibu mengurus ayah seorang diri ataukah tetap tinggal dan melupakan kesempatan yang ada. Bukan tanpa alasan jika Ayu akhirnya memutuskan untuk pergi. Sang ibulah yang meyakinkannya untuk tetap pergi. Dua tahun belakang pun Ayu harus pulang pergi Jogja-Bekasi untuk membantu ibu mengurus ayah. 

Sekitar tahun 2015, aku masih ingat bagaimana kalutnya Ayu mencari ayahnya yang hilang saat berada di Jogja. Orang tua Ayu terkadang datang mengunjungi Ayu selama berkuliah di Jogja. Kebetulan juga saudara Ayu banyak yang tinggal di daerah Magelang. Saat itu Ayu menghubungiku meminta bantuan agar ayahnya segera ditemukan. Tidak sampai 24 jam Ayu berhasil menemukan sang ayah di rumah pamannya di Magelang. 

Ayu bercerita bagaiman ayahnya bisa sampai tiba di sana. Ayah Ayu saat itu tidak mengingat bahwa beliau sedang mengunjungi Ayu di Jogja, tetapi beliau ingat bahwa saat itu sedang berkunjung ke rumah paman Ayu di Magelang. Beliau tidak membawa uang sepeser pun, hanya pakaian yang melekat saja yang ada. Beruntungnya ada orang baik yang menolong dan mengantarkan beliau ke Magelang. Peristiwa itu bukan hanya sekali terjadi, dahulu pun saat Ayu masih di Korea beliau juga pernah meninggalkan rumah.  

Saat ini, komunikasi antara aku dengan Ayu memang tidak seintens saat kami masih sekolah dulu. Sudah lumayan lama aku tidak main ke rumah Ayu menengok ayah serta ibunya. Kabar mengenai ayah Ayu pun tidak terlalu banyak aku ketahui. Hingga kabar meninggalnya beliau menjadi kabar terbaru yang aku dengar.

Saat sang ayah meninggal tidak ada isak tangis yang diperlihatkan Ayu dan ibunya, tidak ada gambaran kehilangan ketara. Mereka hanya menyinggungkan sebuah senyum keikhlasan melihat sang ayah sudah tidak merasakan sakit lagi.

Ada kalimat yang pernah Ayu katakan kepadaku,

“Jika kita bisa memilih siapa orang tua kita, aku akan memilih tetap dengan mereka –ayah dan ibuku-. Jika aku bisa memilih menyempurnakan hidupku, aku akan memilih memiliki orang tua yang tidak sempurna. Mengapa? Hanya sebuah keegoisan buatku meminta lebih dari yang telah mereka lakukan untukku dalam hidupku. Jika mereka begitu bahagia memiliki aku sebagai anak mereka dengan segala ketidaksempurnaanku, mengapa kau harus meminta lebih tentang mereka?”

Bekasi, November 2019

***

Hai, Maret ini aku up dengan tulisan terbaru lagi dan akan berlanjut jadi series sepertinya 😅 (well, bisa jadi makin panjang topik yang muncul di blog ini 😁). Oiya, aku harap cerita-cerita di seri About Story ini bisa menjadi kisah yang menginspirasi buat kalian baik di cerita ini atau cerita lainnya. Ok, I'll be back with an other story in this series. See you soon 👋

Stt, it's secret! This story based on the true story. Thanks for my friend for your hardworking during that time. Your dad will pround of you 🙂



NO PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments