aku malu untuk jujur kepadanya
NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books
aku enggan menatap wajahnya
aku tak mau terlalu
berharap kepadanya
setiap kata yang ia lontarkan membuatku semakin memujinya
setiap lirik yang tergubah olehnya membuatku tersihir
cahayanya
mungkin itu kharisma yang ia punya
setiap detiknya mampu membangkitkan semangat menggairahkan
tertulis lagi segala perasaan yang tak membendung itu
tapi sekali lagi kukatakan aku malu untuk jujur kepadanya
ingin bersua hanya berdua
membahas hal-hal
terkenang yang dulu pernah terekam
tapi aku hanya bisa menutup mataku pergi dari hadapannya
aku terlalu egois menanggapnya matahari pagiku
jadi hanyalah anggap dia sebagai penular semangatku
penyambung simpul mimpi dan citaku
jadi hanyalah bintang yang mampu menyinari kegelapanku
hanya dia sebagai penerang itu
penerang yang enggan pergi dari hati terkecilku
Comments
Post a Comment