Kotak Biru II : Dengan Siapa?

Kotak itu ikut pulang bersamaku. Penasaran, tanpa perlu berpikir panjang, aku membuka kotak tersebut. Di dalamnya? Di dalamnya tidak ada apa-apa bukan sebuah hadiah besar yang seperti aku bayangkan. Hanya ada 2 buah amplop, putih dan coklat.

Perlahan kubuka amplop putih. Didalamnya ada sepucuk surat. Tertulis rapih darinya untukku.

"Permasalahan kembali dimulai saat yang sudah mulai terlupa kembali teringat. Serius bukan karena hal yang lama dipendam mencuat kembali, tapi yang terpendam masih memiliki rasa yang tak sepatutnya tersimpan..."

Sepenggal pertama kubaca surat tersebut..
"...Banyak isyarat dari perilaku yang terlalu dibawa perasaan atau menaruh perasaan didalamnya. Entahlah. Jika biasanya dalam setiap pertemuan selalu ada sebuah bekas yang tertinggal. Mmungkin yang terakhir kemarin yang berkesan untuk lainnya. Untukmu? 
Ada kalanya waktu itu kurang. Semenit atau per detiknya yang terluang terasa begitu lama dan juga tak penuh dengan kenangan. Karena kurang itu, berlama-lama kamu berharap kesempatan yang sama.
Ada juga yang sengaja jauh-jauh meluangkan waktu hanya untuk bertemu dengan kawan lama. Tidak tahu kepada siapa dan dengan motivasi apa. Tapi yang jelas saat mereka berpikir untuk bisa menyambung silaturahmi, mereka tetap dengan lelahnya berjalan.
Setiap gambar yang direkam dan merekam kisah pertemuan dengan sangat baik atau tak jelas tetaplah memiliki nilai yang berharga. Jika aku harus berlama dan menunggu momen itu berlangsung, yaitu juga karena tak mau sebagian kisah jejakku terhilang jauh dari kalian..."
Aku cukup tertegun membaca kalimat berikutnya. Dan pada penggalan kalimat terakhir surat itu..
"...Karena esok tidak pernah ada yang tahu, dan aku tak mau mencaritahu. Tak perlulah aku peduli mengkhawatirkannya. Kemarin yang berlalu pun tak usah diperdebatkan. Aku tak akan pernah menyesal antara esok dan kemarin. Selama hal yang menyenangkan dan menyedihkan itu berbaur dengan kisah hidup yang bermakna. Kisah tentang persahabatan dan juga kasih sayang dengan kau, diriku dan kalian. Terima kasih."
Dua kata terakhir memberikan kesadaran padaku bahwa kisah yang sudah terjalin itu akan terus tertulis hingga salah satu berpulang. 
Sedang dalam amplop coklat tersebut, berisi foto dan catatan lama kami. Derai airmata dan tawa bahagia tertampak jelas pada gambar tersebut. Perubahan fisik dan mental yang drastis serta sebagian kenangan lama yang masih tetap terjaga untuk dimiliki. 
Dibelakang foto itu tertulis, 
"Keceriaan dan kesedihan itu adalah milik setiap manusia. Itu hakmu untuk menyimpan atau menghapusnya. Aku hanya berharap, setidaknya dalam ingatanmu ada secuil kisahku dalam hidupmu. Baik sekarang atau nanti ketika dirimu dengan seseorang.."
Ya, dengan seseorang yang aku pun belum mengetahuinya siapa.


NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments