[Trilogi] Antara Aku dan Dia part 3

Aku harus mulai berani jujur ke semua orang tentang siapa aku sebenarnya. Mungkin ngga langsung ke Dodo ataupun Alya, tapi aku ingin mama jadi orang pertama yang tau apa yang selama ini aku lakukan.

Batin  gue udah ngga kuat lagi untuk berbohong kepada mereka semua, tapi gue juga bingung harus ngomong bagaimana ke mama.
“Mama, Rradita mau ngomong sesuatu sama mama. Tapi mama jangan marah ya saat denger apa yang Radita omongin ini.”
“Ada apa sih, sayang? Rradita emang mau ngomongin hal apa sama mama?”
Hati gue gak yakin kalo gue ngomong jujur sekarang, mama gak bisa nerima semua keanehan dari anaknya ini.
“Ma, Rradita mau tanya gimana kalo anak mama punya kelainan yang gak wajar?”
“Maksud kamu apa sayang?”
“Maksud Rradita, kalo Rradita melakukan hal yang menyimpang dari orang normal lainnya lakukan, mama mau terima Rradita?”
“Maksud Rradita tanya hal ini ke mama kenapa sayang? Memang kamu udah melakukan hal aneh gimana? Mama ngga ngerti maksud kamu?”
“Aku..aku..a..aku seorang lesbi ma.. aku suka sama perempuan..”
Diam. Mama diam begitu gue bicara jujur sama mama. Ini sesuai dugaan gue. Mama pasti gak bisa terima kalo anaknya seorang lesbi. Gak ada respon yang mama berikan. Sedangkan gue masih duduk menagis terisak.
“Maafin aku ma. Aku tau hal ini salah. Makanya aku memutuskan untuk ngomong jujur sama mama. Aku cape ma. Rradita cape harus menyembunyikan hal ini dari mama. Dari Dodo dan Alya. Tapi Radita bingung harus berbicara jujur ke siapa? Rradita cape ma. Rradita juga sayang sama Dodo. Rradita gak mau pisah dari dia. Tapi Rradita takut. Takut Dodo meninggalkan Rradita karena hal ini.”
Tangan lembut mama mengelus pelan punggung badan gue. Masih dengan posisi yang sama, tiba-tiba mama memeluk tubuh gue. Pelukan yang hangat dari seorang yang gue sayang.
“Kamu kenapa baru cerita sama mama sekarang sayang? Mama ngga tau kalo kamu menyimpan rahasia besar ini sendiri. Maafin mama ya sayang.”
Kaget. Gue ngga nyangka mama akan bersikap seperti ini. Bertolak belakang dari dugaan gue.
“Maaf ma. Rradita minta maaf. Rradita udah ngecewain mama.”
“Kamu ngga mengecewakan mama sayang. Mama yang salah. Mama yang ngga bisa ada disaat terberat dalam hidup kamu. Sekarang kamu jangan nagis lagi. Mama akan bantu kamu untuk jelasin ini ke Dodo dan mama akan selalu ada di samping kamu.”
“Makasih ma. Mau udah bisa nerima hal aneh yang aku lakuin. Aku mau berubah ma. Aku mau hidup normal kaya perempuan lainnya. Mencintai seorang lelaki bukan perempuan.”
“Mama tau kamu bisa. Mama yakin kamu pasti bisa.”
“Iya ma. Aku pasti bisa karena aku ngga mau kehilangan Dodo ma.”
“Iya sayang mama akan selalu ada buat kamu.”
Ringan. Sedikitnya beban yang gue rasa dan tanggung ini berkurang. Gue seneng mama bisa nerima kenyataan dan kejujuran yang udah gue ungkapin. Gue juga bahagia mama mau bantu gue buat merubah hal yang gak normal ini. Semoga aja Dodo dan Alya juga mau nerima rahasia “hubungan terlarang” antara gue sama Claudia yang gue sembunyiin di belakang mereka selama ini.
Berharap Claudia juga bisa menerima keputusan gue buat udahin hal gila yang selama ini gue lakuin sama dia. Semoga..
***
I will get closer to tell the honest to her. 
Iya sedikit lagi hal yang membuat gue terbebani terbayarkan. Jujur ke Alya adalah hal kedua yang akan gue lakuin setelah kemarin gue berhasil bicara jujur ke mama.
Sangat nervous perasaan gue saat ini. Sebelum berangkat ke sekolah gue sempet minta restu sama mama semoga Alya mau nerima gue dan tetap bersikap sama seperti sekarang sebelum gue berbicara tentang ini ke dia.
Pukul 6.35 pagi. 25 menit lebih cepat sebelum bel gue sampai di sekolah. Berjalan lewati koridor kelas 3 dan aula, akhirnya gue tiba di kelas. Hal pertama yang gue lakukan duduk di sebelah meja Alya.
“Al, nanti abis balik sekolah elo ikut gue ya ketemuan sama Dodo.”
“Mau ngapain Rra? Lagian tumben elo ngajak gue. Emang ada apa? Elo berantem sama Dodo?”
“Ngga gue ngga berantem sama Dodo. Cuma gue mau ngomongiin hal penting ke elo sama Dodo.”
“Hal penting apaan? Hah, gue tau. Elo mau tunangan ya sama Dodo?’
“Gilak! Bukan gue baru juga SMK belum kepikiran ke sana kali Al.”
“Ya terus soal penting apaan? Kayanya serius banget sih.”
“Iya ini emang serius. Pokoknya ntar pulang sekolah, elo temenin gue ketemu sama Dodo.”
“Iya. Iya gue temanin elo, Rra.”

"Gue penasaran. Sebenernya apa yang mau diomongin sama Radita. Kok tumben banget dia ngajak gue ketemuan sama Dodo juga." batin Alya.
***
Ding..ding..ding.. Bel sekolah jam terakhir udah berbunyi. Tak perlu basa basi gue langsung lari menghampiri Alya.
“Yuk, Al cepet! Nanti Dodo kelamaan nunggu di sana.”
“Aduh, Rra! Sabar gue masukin buku ke dalam tas dulu. Lagian kok elo buru-buru banget. Emang Dodo nunggu dimana sih?”
“Dodo tunggu di tempat biasa gue sama dia ketemuan. Tapi hari ini dia ada latihan sama anak-anak basket. Jadi, gue takut dia tunggu lama dan gak jadi telat.”
“Ya ampun, Rra! Oke yuk kita berangkat gue udah selesai kok.”
“Yaudah, yuk!”
***
Gue dan Alya akhirnya pun sampai di tempat ketemuan gue sama Dodo. Yah, kelihatan sih Dodo udah tunggu lumayan lama di sana.
"Hai, Do. Sorry ya kamu tunggu lama, soalnya tadi angkotnya lama banget."
"Gak apa-apa, Rra. Aku juga baru sampai kok. Hai, Al. Apa kabar? Kalian mau minum apa?" 
"Samain aja sama yang kamu pesan."
Gak lama pesanan gue dan Alya pun datang.
"Jadi, ada hal penting apa yang mau kamu kasih tau ke aku?"
"Iya, Rra. Hal apa sih yang dari tadi pagi lo bilang mau kasih tau ke gue sama Dodo?" tanya Alya
Gue udah tau pastinya Dodo dan Alya akan menanyakan hal ini, dan gue juga udah gak mau lagi berlama-lama berbohong kepada mereka berdua. 
"Begini Al, Do. Aku mau buat pengakuan. Aku mau jujur sama kalian tentang satu hal yang selama ini aku sembunyiin dari kalian. Tapi sebelumnya aku mau minta maaf, karena selama ini aku banyak berbohong ke kalian."
"Bohong tentang apa, Rra?" tanya Dodo bingung.
"Banyak hal. Termasuk tentang hubungan aku dengan kamu, Do.. juga tentang persahabatan kita, Al."
"Maksudnya? Rra, jujur gue gak ngerti. Kebohongan bagaimana?"
Mata gue menatap Alya. Penasaran, itu yang bisa gue lihat dari matanya. Rasa penasaran karena tiba-tiba gue menjadi aneh(?) di depan dia.
"Al, Do, gue.. Gue lesbi. Gue pacaran sama perempuan."
Deg. gue cuma bisa tertunduk saat ini juga. Gak berani sama sekali untuk menatap mereka berdua. 
"Sejak kapan, Rra?" tanya Alya.
Cuma itu yang keluar dari mulut Alya. Sedangkan Dodo, masih diam seribu bahasa.
"Sejak gue kelas 3 SMP dan gue masih menjalani hubungan itu dengan dia."
"jadi, itu alasan kamu selama ini gak pernah mau aku setiap aku ajak ketemu sama teman-teman aku?"
Akhirnya Dodo bicara. Sesuatu yanng selalu gue takutin saat gue mulai jujur dengan status menyimpang gue.
"Iya, itu alasannya karena aku gak mau kamu tau tentang hal ini dan aku gak bisa terus-terusan berbohong dalam hubungan kita, Do. Aku gak minta untuk kamu percaya atau peduli tentang aku lagi saat kau tau hal ini. Sekarang semua terserah kamu. Al, gue tau hal ini pastinya bikin lo ilfil dan marah punya sahabat kaya gue. tapi gue cuma mau minta satu sama kalian, tolong kalian mau terima permintaan maaf gue. Kalo nantinya kalian benci dan menjauhi dari gue gak masalah itu udah jadi konsekuensi gue karena udah bohong sama kalian"
Tiba-tiba Alya memeluk gue. Sesuatu yang gak gue bayangin akan terjadi.
"Elo, bodoh Rra, kalo bilang gue bakal benci dan menjauhi elo. Gue bukan sahabat macam itu yang bisa ngeliat sahabatnya sendiri menderita. Oke, gue marah sama lo karena selama ini lo bohong sama gue dan menutupi semua itu dari gue. tapi gue gak mungkin tega ngeliat lo sendirian. gue masih butuh elo buat jadi sahabat gue Rra."
"Alya, makasih." 
Cuma itu, cuma itu yang bisa gue ucapkan buat Alya.
"Kamu berhak mendapatkan kesempatan kedua, Rra. Mungkin kamu pikir kamu gak berhak untuk kesempatan itu, aku berharap kamu sadar kalo kamu bisa menjadi seseorang yanng lebih baik. Aku gak butuh permintaan maaf kamu, yang aku mau kamu berubah buat jadi diri kamu yang baru dan gak terjebak lagi di kesalahan yang sama. Aku masih mau ngejalanin hubungan kita."
Dodo. Dodo, yang gue kira kan memutuskan hubungan dengan gue, mau memberikan kesempatan kedua buat gue? Gue gak tahu harus bagaimana lagi gue hanya berharap, kali ini gue benar-benar bisa untuk memulai langkah awal yang lebih baik sebagai manusia normal lainnya. Mungkin dengan memutuskan hubungan yang sudah tidak benar dari awal dengan Claudia.

FIN

Alhamdulillah.. Akhirnya gue bisa menyelesaikan cerita ini setelah hampir 5 tahun tulisan ini tidur di folder. Hmm, mungkin cerita ini bisa lebih baik lagi di bagian akhirnya. Bukan menggantung seperti ini, but karena gue gak bisa lebih lama di tema cerita ini juga #maklum ada beberapa cerita yang juga tidur di folder buat gue bangunin#, jadi dengan terpaksa *mungkin* gue harus move on dan berakhir di sini. Yah, dan gue ucapkan terima kasih untuk yang sudah secara pribadi minta gue nulis cerita ini dan juga buat semua yang udah baca serta ngintip cerita ini. So the last thing, sekali lahi gue cuma mau bilang sorry kalo ada unsur sara atau apapun yang menyinggung kalian dalam cerita ini. Karena gue nulis ini semata-mata untuk menyampaikan sebuah pesan yang bisa kalian ambil dan keresahan seseorang yang selama ini disimpan. Well, sekali lagi terima kasih dan sampai ketemu di cerita lainnya. -ekaovta



NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments