The Last Good Bye: “I’m sorry but honestly I love you”

“Aku merasa lebih baik setelah yang aku rasakan dapat tersampaikan. Walaupun harus berakhir dengan sebuah selamat tinggal.“ - Rii 

“Maaf, aku tidak bisa mengembalikan perasaan yang sama dengan dirimu. Kau terlalu baik untukku. Selamat tinggal adalah hal terbaik yang bisa kuputuskan.” - Drey 

***

The start before they are done ..

On one time, I want to forget, runway and lose and disappear. But at least, I should face it. Its alright if… Should I regret? Should I?

“Aku memiliki perasaan  yang lebih terhadapmu. Perasaan spesial yang hanya aku simpan kepadamu. Entah bagaimana semua bermula. Tidak ada sesuatu yang memaksa untukku terus memiliki perasaan ini. Tapi aku tetap setia selama bertahun-tahun dengan perasaan ini. Apa kau bisa membantuku, Drey?”

“Huh, perasaan apa yang kau maksud, Rii? Apabila yang kau maksud adalah perasaan sebagai seorang teman, sahabat, keluarga, bukankah sudah lama memang semua itu ada. Apalagi? Kita adalah hubungan tersebut kan?”

“Bukan itu, Drey. Maksudku adalah aku mencintaimu. Aku memiliki perasaan yang spesial terhadapmu. Aku menyayangimu melebihi hubungan yang selama ini kita jalani.”

“Is it April mop? Why you suddenly act like this?”

“No. I’m seriously say it.”

“Rii, aku bingung harus bersikap seperti apa. Maksudku ini terlalu mengagetkan untukku dan semua terlalu cepat untuk kupikirkan.”

“Drey, just help me with what I want. Not to think about the answer or anything. Please, I beg you. Just one time and this is the last.”

“Sigh, alright. But what you want? I don’t know I really can help you.”

“Drey, please love me for one day. Today. Only today. Tomorrow we can still be friend like before."

“Okay, I’ll try.”

That day, I felt really happy. But you seem force to help me. You treat me like friend and I treat you like friend too. Why should I hope more?

“Drey, terima kasih sudah mau membantuku. Hari ini aku sangat bahagia dan bersyukur. Bagaimana denganmu?”

“Uh.. Oh, iya sama-sama. Aku juga bahagia bisa membantumu.”

“Ada apa denganmu, Drey? Kenapa kau terlihat selalu melamun?”

“Aku baik-baik saja kok, Rii. Setelah ini kita mau ke mana lagi?”

“Are you sure?”

“Hmmm..”

I just wonder.. What will we do after this? And then, you still remain silent as I do.

“Drey, kita akhiri saja semua ini. Aku tidak mau memaksamu lagi.”

“Rii..”

“Aku bisa melihat kau berusaha keras untuk membantuku selama beberapa jam ini sebagai kekasihku. Tapi aku tidak mau menjadikan itu beban untukmu. Jadi, lebih baik kita akhiri saja.”

“Rii, maaf bukan itu maksudku. Tapi..”

“Tidak apa-apa, Drey. Aku mengerti.  Aku merasa lebih baik setelah yang aku rasakan dapat tersampaikan. Walaupun harus berakhir dengan sebuah selamat tinggal. Bantuan yang kuterima itu sudah lebih dari cukup.“

“Maaf, Rii. Aku benar-benar minta maaf kepadamu.”

We’re friend right? After I told you the truth, we are no longer friend anymore. Not same like before.

“Aku mencoba berdamai dengan keadaan. Patah hati tidak pernah semenyakitkan ini. Patah hati karena cinta pertama yang ditolak. Patah hati saat mencintai orang lain dengan tulus.” - Rii 

***

After be a part, they are still friend but ..

At the beach, I saw a fishermen failed to jail fishes. They threw their feelings from being sulking cause hurt and pain they hidden. Never stop thinking others feeling even they shall one get aches. Could I copycat the way they did?

“Rii.. Hari ini apa bisa kau datang ke rumah? Mama ingin kau datang untuk mencicipi kue baru buatannya.”

“Maaf, Drey. Aku tidak bisa. Ada hal penting yang harus aku kerjakan. Sampaikan saja salamku pada tante ya..”

“Rii, apa kau masih marah kepadaku? Bukankah kita sudah berjanji untuk tidak menyimpan rahasia apapun satu sama lain.”

“Tidak, Drey. Aku tidak marah kepadamu. Tapi memang ada hal penting yang harus aku kerjakan. Jadi aku tidak bisa ke rumahmu.”

“Benarkah? Kalau begitu aku akan menemanimu. Bagaimana?”

“Tidak usah, Drey. Aku bisa sendiri. Kalau begitu aku permisi dulu ya..”

“But, Rii.. W-wait..”

“Bye, Drey.”
 
Will we end up like what were we before?

“Rii, bisa tolong bantu aku mengerjakan tugas? Besok harus dikumpulkan dan aku masih belum bisa mengerjakan beberapa hal.”

“Okay. Pulang nanti aku akan ke rumahmu dan membantumu.”

“Baiklah. Setelah kau membantuku, kita lanjutkan permainan games yang waktu itu belum selesai. Aku sudah lama tidak bermain bersamamu.”

“Hmm.. Maaf, Drey. Aku tidak bisa jika harus hang out di rumahmu setelah selesai membantumu mengerjakan tugas. Aku tidak bisa.”

“Why Rii? Is it because that time?”

“No. Its completely not.”

“But why I thought lately you always avoid me? You never do this before.”

“I don’t avoid you, Drey. It is just your feeling.”

“Honestly Rii, I feel like we are too far yet. Awkward each other and always avoid if we are talk to each other.”

“Drey, seriously we are not like you felt or thought.”

“I don’t know, Rii. We changed.”

Half hope to see happy pile in front of yet half still keep cloudy skies. Between them I got poker face with empty. Could you feel it?

“Rii, can I talk to you now?”

“Yes, you can.”

“Ada apa dengan kita sebenarnya Rii? Kita berubah tidak seperti dahulu."

“Aku pun tidak tahu ada apa dengan kita, Drey. Apa kita semakin menjauh setelah kejadian itu atau aku yang berubah karena perasaanku itu?”

Maaf, Rii.. Aku tidak bisa mengembalikan perasaan yang sama dengan dirimu. Kau terlalu baik untukku. Selamat tinggal adalah hal terbaik yang bisa kuputuskan.”

“Tidak perlu meminta maaf kepadaku, Drey. Aku juga kan yang memutuskan untuk mengakhiri itu semua. Jadi ini bukan kesalahanmu.”

“Tapi Rii, aku..”

“Its okay. We are friend after all.”

It’s still beautiful even we must be a part. Warm farewell, I do give my last good bye with smile to you. Hope the best future for you.

“Jahat. Ya, aku sangat jahat terhadapmu. Ini caraku melindungimu atau melindungi diriku sendiri? Jauh dari peri terbaik yang kau bayangkan, aku adalah bajingan yang paling bajing untukmu. Tetapi kau tetap yang terindah untukku. You are still Beautiful to me. Every time you are. Maaf membuat sakit dirimu.” - Drey

**

FIN


NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments