CELEBRATE SERIES: What? How? To celebrate your feeling in every moment you have? [CHAPTER 2]

Celebrate series goes to third and fourth stories. Are these stories address your feeling? Let's count for celebrate...
CELEBRATE SERIES
Story 3
Let’s Celebrate My Move On, but Hang in There

Waktuku tinggal 25 menit sebelum deadline dengan pihak kedua berakhir. Tapi hingga saat ini aku belum bisa menemukan kamu sama sekali. Di manakah kamu?
Dua per tiga malamku tidak ku pergunakan dengan baik sepertinya. Karena hingga saat ini aku pun belum bisa mendapatkan kepastian yang aku tunggu selama beberapa waktu belakang. Tak apa ada hal lain yang harus aku syukuri.
Lanjutan dari cerita “pesta” yang bisa kurayakan dengan berbagai macam perasaan didalamnya memang belum bisa berakhir dengan sebuah kalimat penutup dan satu buah titik. Perasaan pertama di hari ke-1 adalah patah hati. Hari ke-2 dengan sebuah perasaan pertemanan yang kembali dipertemukan. Lalu ke-3?
Apa bisa dengan kegembiraan yang dilahirkan kembali dari keadaan “kelahiran baru”? Maksudnya?
Move on dari masa lalu dan menatap masa depan dengan lebih pasti. That is what I want to celebrate.
Baik mundur ke masa itu. Kenapa harus kembali lagi ke belakang? Bagaimana bisa kamu menatap masa depan jika saat ini kamu belum bisa melepas masa lalu? Bukan tidak bisa melepas masa lalu. Tetapi jika masa depan mau kamu tatap dengan mantap, kamu harus mau bercermin kembali pada masa lalu.
Saat aku dan kamu masih sama-sama bisa saling bersikap dengan wajar tanpa meluapkan perasaan yang terpendam di hati masing-masing. Waktu yang terjadi itu adalah sebuah masa yang tidak bisa aku hilangkan dari ingatanku. Menariknya kamu makin bersikap lebih baik kepadaku.
Kesalahan fatal yang terjadi, aku menyungkapkan perasaan yang aku pendam kepadamu. Ya, saat kejadian itu terjadi, perhitunganku bahwa semua hubungan itu akan tetap membaik adalah keliru. Sekarang? Keadaan dan situasi kita menjadi lebih canggung dari sebelumnya.
Alasan klasik yang aku harapkan tidak juga kamu berikan. Yang ada kamu hanya pergi begitu saja tanpa sama sekali memberikan jawaban dari pertanyaan yang beranak-pinak di dalam pikiranku. Kejam ya kamu.
Jadi, sambil aku menunggu semua jawaban darimu aku mengadakan “pesta” itu. Mengambil beberapa kertas dan pensil. Mengajaknya menari dengan lantunan kalimat yang aku keluarkan tanpa nada sebagai back song. Ajaibnya “pesta” itu tidak pernah berakhir hingga saat ini. Entah minuman jenis apa yang membuat aku semakin larut dalam “pesta” itu hingga sulit dihentikan.
Lalu detik di waktu 25 menit yang sudah menjadi deadline untukku pun berdentang. Pertanda “pesta” itu harus benar-benar berhenti dan aku harus sadar kembali. Namun saat waktu 25 menit habis, kamu belum juga muncul. Kamu sepertinya masih berada di kabut misteri. Bak kasus yang belum diketahui tersangkanya seperti dalam novel misteri kesukaanmu.
Karena 25 menitku sudah berdetak, “pesta”-ku juga telah berakhir, aku harus mulai move on darimu. Dan merayakan kelahiran baru dari hatiku. Tapi, pastinya akan ada “pesta” lagi untukku merayakan hati yang digantung olehmu sampai aku mengucapkan lagi kata bahwa aku sudah move on darimu.

Hang in there, don’t move. But you can move on after the celebrate the end.
***

Story 4
First Family is The People that You Can Celebrating Any Moment Together

Kamu punya keluarga yang sangat sayang kepadamu? Ada ayah yang selalu memperhatikanmu. Ada ibu yang selalu mempersiapkan semua kebutuhanmu dan ada adik yang selalu menemanimu ketika kedua orang tuamu tidak ada. Jika kamu memiliki itu semua kamu wajib bersyukur.
Bersyukur dengan segala yang mereka berikan. Walau di sana ada kekecewaan yang membuatmu berpikir untuk bertukar keluarga dengan orang lain. Hei, kamu bukannya sudah tahu manusia itu bukan makhluk yang sempurna jika bersama dengan manusia lainnya. Mereka hanya sempurna ketika mereka bersama makhluk lain.
Pembukaan yang panjang buat aku tulis. Well, kenapa pula aku menyinggung soal keluarga? Memang apa yang bisa dirayakan dengan mereka? Hmm… Ada banyak hal yang bisa kamu bagikan dengan mereka. Macam bentuk ekspresi yang bisa kamu rayakan dengan keluargamu.
Apa kamu masih ingat dengan adikku yang pernah bertemu dengan mu saat kamu datang ke rumah? Iya adik lelakiku satu-satunya. Aku dan dia bagaikan Tom and Jerry tidak pernah bisa akur selama 24 jam. Ada saja kelakuannya yang membuatku merasa tidak sabaran menghadapinya. Tetapi jika dia tidak ada di sekitarku aku akan merasa kesepian. Sama seperti ketika kamu dan aku terbiasa bersama, lalu kamu memutuskan untuk meninggalkan aku untuk mengejar cita-cita yang selama ini kamu kejar.
Bahkan belum lama ini aku dan dia tengah berbagi adegan romantis bak dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Berbagi sepiring mangkok mie ayam langganan yang biasa mangkal di gang dekat rumah. Wow.. bagiku momen ini sangat langka. Tidak hanya itu juga, bahkan ketika kami membagi dua saat hendak membayarnya. Jadi.. semangkok bayar berdua yang artinya aku dan dia beli patungan. Heehehe……
Anything but that it’s one of the best moment for us.
Kamu bisa ambil contoh simple yang aku maksudkan dengan berbagi bersama keluarga. Perayaan macam apapun dengan mereka tidak bisa kamu gantikan dengan orang lain. Aku bisa merayakan hal-hal tertentu dengan mu saat kita sedang bersama.
Waktu aku berulang tahun, saat kamu wisuda, saat kita berjumpa lagi, saat kamu hendak pergi meninggalkanku. Semua itu bisa aku rayakan hanya berdua dengan mu saja. Tetapi saat kamu tidak ada hanya keluargalah yang bisa membantuku merayakan semua itu. Salah satunya saat aku merasa rindu dengan mu. Hanya dengan keluarga aku bisa melupakan kerinduan itu.
Kamu memang jadi bagian dari keluargaku, tetapi sebelum aku bertemu dengan kamu orang-orang yang aku sayangi pertama adalah keluarga tempatku dibesarkan. Tapi kamu aku harap menjadi keluarga terakhir di sisa umurku. Akan kutunggu hingga waktu untuk merayakan itu datang.
***

TO BE CONTINUE..

NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments