CELEBRATE SERIES: What? How? To celebrate your feeling in every moment you have? [CHAPTER 3]

Celebrate series goes to fifth and sixth stories. Are these stories address your feeling? Let's count for celebrate...
CELEBRATE SERIES
Story 5
How could I celebrate when I miss you?

Langit pagi ini mendung lagi. Setelah sejak subuh tadi gerimis mengguyur tanah yang kering di malam hari. Aku mendadak merasa hening setiap kali hujan turun membasahi bumi ini. Selalu begitu. Mendapatkan perasaan yang sama serta pertanyaan yang nyatanya aku bingung tidak bisa untuk menjawab.
Aku rindu pada setiap sentuhan dari kelembutanmu. Aku yakin kamu tahu sentuhan apa yang aku maksud. Pagi ini sengaja aku buka tirai yang menutupi jendela kamarku. Duduk di sana sambil memandangi air hujan yang turun dengan gemulai mengetuk-ngetuk kaca.
Tubuhku yang sudah dibaluti oleh selimut dan tangan kananku yang telah menggenggam sebuah cangkir, masih tetap saja merasakan dingin menggigil yang bisa kamu lihat dari hembusan nafasku. Nafas yang mengeluarkan uap tanda sekitarku tidak lagi sehangat cangkir yang ku pegang.
How could I celebrate this feeling when you aren’t a round?
Aku mengakui aku sangat rindu kepadamu. Rindu akan canda tawamu. Sikap konyolmu yang membuatku sakit kepala. Sikap kekanak-kanakanmu yang aku yakin orang akan berpikir bahwa kamu tidak tahu malu. Aku rindu semua itu. Tapi bagaimana aku bisa merayakan semua itu?
Kamu pernah berkata ketika kamu tidak ada di sekitarku dan aku merindukanmu, aku harus menutup mataku dan membayangkan semua hal indah yang pernah kita lakukan. Aku sudah melakukan itu tetapi masih belum bisa menghapus rasa rinduku.
Lalu kamu memberikan jalan lain agar rinduku bisa berkurang. Kamu bilang aku harus rajin mendoakanmu di setiap per tiga malamku. Untuk hal ini aku selalu melakukannya. Namun hanya mampu mengurang 25% dari rasa sepiku.
Cara terakhir yang kamu pernah katakan adalah jika aku masih belum bisa meluapkan rinduku kepadamu, kamu menyuruhku untuk menghitung setiap tetesan air hujan yang jatuh. Bagaimana bisa aku melakukannya?
Aku memang belum pernah melakukan cara terakhir darimu. Karena bagaimana bisa aku melakukannya jika kamu sendiri tidak ada disisiku? Bagaimana bisa aku menghitungnya jika setiap rintik hujan yang jatuh selalu datang bersamaan dengan rintik yang lain?
Aku yakin saat ini aku menyerah untuk menghitung hujan yang turun. Aku lebih memilih menikmati desiran angin yang berhembus dengan dingin yang menusuk untuk merayakn rinduku kepadamu. Apa kamu setuju aku melakukan itu? Aku tidak tahu karena bagaimana pun caranya aku masih belum bisa menghilangkan rasa rinduku jika kamu tidak hadir di sini.
***
Story 6
Countdown the celebrate

Mulai menghitung mundur waktu yang telah lama aku tunggu. Tiap detik tidak boleh terlewatkan bahkan hingga ke per nanodetiknya. Aku tidak boleh sampai salah menghitung.
Ada apa memang dengan waktu yang terus berjalan ini? Apa yang sedang aku tunggu hingga aku rela menghitung sampai satuan terkecil dari waktu?
Aku sedang menunggu sebuah kabar gembira. Sebuah berita luar biasa yang dalam hidupku merupakan moment paling berharga.
Apa ini ada hubungannya dengan dirimu? Tentu saja. Siapa lagi di muka bumi ini yang aku jadikan orang terpenting selain keluargaku?
Apa berita gembira itu mengenai hubungan kita? Hmmm, aku tidak tahu. Walaupun begitu aku tidak bisa mengatakan secara terus terang. Kamu tahu kan kalau ada yang disebut dengan rahasia. Nah, ini juga adalah rahasia dariku untukmu.Sebuah surprise dariku untukmu.
Kemarin malam saat kamu menghubungiku, aku mengatakan kepadamu bahwa aku merasa tidak bersemangat akhir-akhir ini. Ya, aku tidak bersemangat karena aku menyimpan rindu padamu. Tetapi aku sama sekali tidak bisa menghilangkan rindu itu walaupun kamu sudah berusaha untuk menguranginya.
Entahlah, tadi pagi saat aku ingat percakapan kita. Aku merasa bahwa aku harus segera menghitung mundur waktu dan juga harus mempersiapkan segala hal yang aku perlukan untuk membuat kejutan.
Apa kamu mendapatkan ide apa yang akan aku lakukan untukmu?
Ingat tidak semalam itu kamu mengirimiku pesan bahwa kamu akan segera kembali dan bertemu denganku. Apa kamu masih belum bisa mengingatnya? Padahal aku sedang bersusah payah menunggumu sambil menghitung waktu pertemuan itu.
Huh.. Aku sudah membocorkan apa yang menjadi rahasiaku. Itu semua gara-gara kamu. Aku sudah tidak sabar untuk berjumpa lagi denganmu. Karena itu aku terus menghitung mundur waktu agar aku bisa segera bersama denganmu dan merayakan waktu kita yang berharga. Aku tidak sabar mendengar cerita tentang kehidupanmu selama kamu di sana.
Ayolah, segera pulang. Aku ingin segera memberikan waktuku untukmu. Sudah sekitar 7 bulan 2 minggu lebih aku menunggu kamu. Jangan lupa hingga nanodetiknya aku juga menghitungnya. Bagaimana bisa aku mampu menghitung itu semua? Aku tidak tahu.
Love is crazy. Even you say you will counting the nanosecond for waiting someone, you will do it. Countdown for the celebration with you will be have fun to me.
***
TO BE CONTINUE..



NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments