“Fallor ergu sum, karena aku salah maka aku ada..”

Very long time I'm not write. Tulisan lama ini udah dari kapan tahu ada dalam draf. Bukan mau menghilangkan nuansa Idulfitri tapi lebih kepada lihat blog yang sepi pengunjung karena jarang banget di-update ๐Ÿ˜… 
Sambil menunggu update-an lainnya alangkah baiknya kalian baca lagi cerita lainnya yang ada di blog ini ya.. Till then bye ๐Ÿ‘‹๐Ÿ‘‹


Aku, hanyalah seseorang yang sedang berusaha untuk memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Mari kita lihat seberapa banyak ”perilaku benar” yang aku lakukan selama beberapa bulan ini. Hmm, not much. Tidak semua hal yang aku lakukan dengan benar menjadikan “sebuah kata ini” –sudah yang terbaik dari yang bisa aku lakukan- dapat memuaskan hati banyak orang. Karena nyatanya, masih banyak di luar sana yang merasa kurang dengan sebuah “effort” yang aku lakukan.

Apakah nanti saat aku tidak ada, orang di sekitarku merasakan rindu dengan kehadiranku?

Satu pertanyaan itu muncul ketika seseorang dirindukan oleh orang terdekat mereka di depan mataku. Bahkan hingga aku sadar bahwa aku tidak akan pernah bisa menggantikan sosok yang sama. Sulit untuk menggantikan seseorang yang dengan “charm” yang dimiliki didalam dirinya dapat meninggalkan bekas jejak yang begitu indah.

Memang setiap orang tidak sama. Satu orang tidak bisa menggantikan sebuah kenangan orang lain. Dia justru akan membuat kenangan yang baru untuk orang di sekitarnya. Jika itu semua yang selalu terjadi, apakah harus ada perasaan tidak rela dan sakit hati saat orang lain secara sengaja atau tidak membandingkan dirinya dengan orang lain? Tidak salahkan jika aku merasa tidak dihargai?  

Aku terima bentuk sentilan apapun dari mereka untukku. Karena kau tahu di sana ada sebuah pelajaran yang bisa aku tambahkan dalam perjalanan hidupku. Tapi tetap saja ya, sentilan itu membuatku merasa sakit dan juga sedih. Aku hanya berharap jika mereka ingin menyentilku kembali sikap childish-ku sudah tidak lagi sering muncul. Dan mungkin mereka bisa “lebih” paling tidak bersikap dengan baik dalam menyentilku daripada cara sentilan yang mereka lakukan selama ini.
Tidak sulit untuk sama-sama berubah jika aku mau menampung dan menyaringnya, kenapa tidak kau memilah dan menghargai sedikit usahanya? Bukan hanya terima kasih dan maaf saat ingin memberi saran ucapkan pula aku menghargai usahamu, mari kita sama-sama berubah. Itu menjadi lebih baik dari kedua kata magic tadi.





NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books

Comments