I regretted it. I should finish this series as 5 parts, but cause I already written this series until twentyish, so please bear with me to finish this story till the end. Two stories ready now. Happy reading..
CELEBRATE SERIES
Story 11
For Regret Feeling, We Celebrate It with Grateful Too
Regret always come behind, but doesn't mean we cant make it be better.
Dalam setiap perilaku yang kita tunjukan menandakan seperti apa karekter kita. Jika kita bisa membatasi perilaku kita yang merugikan orang lain, kita juga harus bisa mengerti sikap orang lain yang berusaha membatasi tingkah lakunya.
Perkataan kecil yang terkadang tidak bisa dikunci membuat orang di sekitar merasa tidak nyaman. Belum tentu kita bisa tahu apa yang kita katakan itu benar. Proses pembelajaran untuk satu sikap ini masih dibutuhkan seumur hidup.
Aku mau memberikan contoh itu ke kamu. Sebab sekarang ini situasimu berada dalam keadaan yang tidak hanya kepala dinginmu saja yang harus sedia. Tetapi juga sikap diammu juga harus siaga.
Kala itu kamu bercerita tentang kegaduahan yang terjadi antar rekanmu dengan kamu sendiri. Selama beberapa jam kamu berusaha membujuknya meminta maaf dan memberikan segala penjelasan yang masuk akal atas segala sikapmu yang memicu awalnya kegaduhan itu.
Namun tidak sedikit pun dia memberikan waktu untuk mu. Sikapnya menjadi dingin terhadapmu. Saat dia bercerita dengan rekan lainnya, kamu mendengar apa yang menjadi penyebab dia marah kepadamu. Ya, saat itulah penyesalan baru datang.
Apa yang bisa diperbuat ketika penyesalan itu datang terlambat? Kamu ingin membuat semuanya kembali seperti semula. Tapi tidak akan semudah yang kamu bayangkan.
Aku kan sudah sering bilang kepadamu, apapun yang ingin kamu lakukan dan ucapkan pikirkan dua kali sebelum semuanya terlambat. Ada hal bisa kamu anggap paling baik untuk orang lain, but not for anyone else. Now what should you do?
Aku hanya bisa menyarankan bercermin kembali. Berikan waktu kepada rekanmu. Biarkan dia pula berpikir. Sama dengan halnya kamu. Saling bercermin satu sama lain.
Hal di atas adalah caraku berselebrasi dengan penyesalan. Walaupun dia selalu datang belakangan dan membuat situasiku semakin runyam. Bukan berarti aku tidak bisa menjadikannya lebih baik.
Kadang api yang panas harus didinginkan dengan air yang dingin. Jadi, panasnya tidak akan membakar apa yang kamu jaga. Dan proses itu melalui tahapan waktu. Setelah semuanya dalam keadaan membaik, angkuh yang membatu itu sedikit demi sedikit akan rapuh. Jadinya penyesalan akan pula runtuh.
Jika kamu mengalami penyesalan, jangan berputus asa untuk membuatnya mebjadi lebih baik. Di sanalah kamu akhirnya akan belajar lebih bersyukur dengan apa yang telah terjadi.
Celebration for regret feeling is with grateful too and plus love is worth it. Do it you can feel better.
***
Story 12
Don't Give Up, just I Don't Know How to Celebrate My Feeling
Sunday is the best day to celebrate the exhausted
day after what we do in weekdays. But not for me.
Aku
tidak tahu apa yang membuatku merasa sangat malas di hari Minggu itu. Aku
bahkan sama sekali tidak bisa membuat hatiku menjadi lebih baik.
Sabtu malam sebelumnya aku telah membuat planning ubtuk weekend
ini tapi rasanya semua menjadi tidak guna. Memang saat Sabtu malam aku
menyempatkan diri untuk pergi dengan sahabatku ke Kota Hujan. Tapi hanya sampai
di hari itu.
Seluruh tubuhku rasanya menempel lekat dengan kasur. Sulit
sekali untuk melepaskannya. Entah lem sejenis apa yang dipakai sehingga membuat
ku seperti paralyze.
Ah, karena pagi ini harusnya sarapanku sudah habiskan. Yang
tertinggal hanya sebuah piring kosong dan gelas yang teh kosong pula. Namun hingga siang hari ini aku pun masih belum menyempatkan
sarapan untuk yang kedua kali. Kedua? Mau tahu kenapa?
Pagi-pagi tadi aku sudah menyiapkan sarapan yang sangat sesuai
dengan porsi sehat untukku. Tetapi karena hubungan antara jaringan tubuhku
tidak bereaksi seperti seharusnya, jadilah sarapan itu tidak aku santap.
Seketika nafsu makanku hilang. Begitu pula semangat untuk
berselebrasi dengan perasaanku hari ini. Huft, hari ini tidak sesuai harapanku.
Sangat mengecewakan buatku.
Ditambah dengaan sikap kamu yang entah bagaimana lalu begitu
menghilang dari hidupku. Awalnya aku sudah menulis cerita bagaimana hari
liburku aku, karena hal diatas tersebutlah aku semakin merasa kecewa.
Aku tidak tahu ada apa dengan dirimu. Apa yang terjadi denganmu?
Yang kutahu aku merasa kecewa. Sudahlah aku tidak bisa membahas ataupun
melakukan selebrasi denganku saat ini.
Semua berkecamuk menjadi satu tanpa jaminan bagaimana aku bisa
memilih mengeluarkan perasaan aku ini. What? What happen to me? I feel nothing
than lonely.
God, why he always make something that easy for me to be
difficult one? I feel like want to give up and there is nothing for me to do.
I don't give up on you. Just I don't know how to celebrate my
feeling. Is it a disappointed feeling or lonely feeling?
***
NO COPY PASTE WITHOUT CREDIT coffeepen,books
TO BE CONTINUE..
Comments
Post a Comment