Winter, 2nd
November, 21” Café, 11:39 pm
“Do you want to know why winter come with white snow and a warmness?”
Lagi. Pagi tadi saat Anne sibuk mempersiapkan diri untuk
pergi ke kampus menggunakan sepedanya, sebuah notes menempel di atas jok. Ini
bukan kali pertama notes itu
tiba-tiba ada di sana. Bukan kali pertama Anne mendapatkannya. Kamu mungkin
berpikiran bahwa notes itu adalah
kiriman dari Steve. Dari siapa lagi selama ini Anne berkirim pesan melalui notes? Steven bukan? No. It’s not from him. Even Anne also didn’t
know from who.
Sambil membaca kembali notes tadi yang dia simpan, Anne memutuskan untuk bertemu dengan Steve hari ini. Menunggu Steve bukan hal yang mudah. Anne selalu saja tidak bisa menemui Steve di hari-hari dia sengaja datang ke tempat kerjamya.
Sambil membaca kembali notes tadi yang dia simpan, Anne memutuskan untuk bertemu dengan Steve hari ini. Menunggu Steve bukan hal yang mudah. Anne selalu saja tidak bisa menemui Steve di hari-hari dia sengaja datang ke tempat kerjamya.
“Where are you, Steve?
Sudah hampir 30 menit aku menunggu tidak terlihat sedikit pun batang hidung
lelaki itu. Bukankah hari ini dia masuk.”
Anne menyeruput ice coffee untuk yang ke sekian kalinya memandang ke arah tempat kariyawan hilir mudik ke dapur berharap mendapati sosok Steve yang dia cari. Ada keperluan apa sebenarnya Anne mencari Steve? Anne berharap Steve dapat memberikan jawaban dari rasa penasarannya mengenai pesan kertas yang Steve tinggalkan kemarin.
Posisi duduk Anne dekat dengan pintu masuk café. Tidak jauh dari sana hanya berselang 3 kursi darinya, terdapat sebuah keluarga seperti sedang menghabiskan waktu siang itu untuk makan bersama. Melihat hal itu membuat Anne rindu dengan keluarga di Alpen.
Musim dingin yang biasanya Anne lewati di Alpen menjadi sebuah kerinduan selama dia berada di Bernina. Menghabiskan waktu dengan ayah, ibu dan adiknya Jo di perapian dengan membaca buku atau mendengarkan ayah menceritakan masa kecilnya bersama ibu, membuat rasa dingin yang menjadi kehangatan.
Saat-saat flashback ketika berada di Alpen membuat Anne sadar apa yang dimaksudkan dari notes yang ditinggalkan untuknya pagi tadi.
“Wait minute. What is
this? Kenapa notes itu seperti
memberitahuku untuk mengingat tentang keluargaku? Mengapa juga aku harus
mengaitkan hal ini dengan notes itu?
Mungkin saja kan itu hanya sebuah kebetulan.”Anne menyeruput ice coffee untuk yang ke sekian kalinya memandang ke arah tempat kariyawan hilir mudik ke dapur berharap mendapati sosok Steve yang dia cari. Ada keperluan apa sebenarnya Anne mencari Steve? Anne berharap Steve dapat memberikan jawaban dari rasa penasarannya mengenai pesan kertas yang Steve tinggalkan kemarin.
Posisi duduk Anne dekat dengan pintu masuk café. Tidak jauh dari sana hanya berselang 3 kursi darinya, terdapat sebuah keluarga seperti sedang menghabiskan waktu siang itu untuk makan bersama. Melihat hal itu membuat Anne rindu dengan keluarga di Alpen.
Musim dingin yang biasanya Anne lewati di Alpen menjadi sebuah kerinduan selama dia berada di Bernina. Menghabiskan waktu dengan ayah, ibu dan adiknya Jo di perapian dengan membaca buku atau mendengarkan ayah menceritakan masa kecilnya bersama ibu, membuat rasa dingin yang menjadi kehangatan.
Saat-saat flashback ketika berada di Alpen membuat Anne sadar apa yang dimaksudkan dari notes yang ditinggalkan untuknya pagi tadi.
“Bukan itu bukan sebuah kebetulan. Coba kamu perhatikan
liontin yang kamu kenakan, warna permatanya berubah menjadi putih seperti salju
dan hangat sampai kamu tidak sadar kamu menangis. Gadis bodoh, kenapa kamu
datang ke sini sih?”
Steve, sosok yang Anne tunggu akhirnya memunculkan dirinya.
“Steve! Why are you so long? I’ve been waiting you for
almost 45 minutes.”Steve, sosok yang Anne tunggu akhirnya memunculkan dirinya.
“Stop winning and tell me why you came here. Didn’t I tell you shouldn’t meet me on my message?”
“Aku tahu. Tapi ada hal penting yang ingin aku tanyakan. Apa
arti dari pesanmu kemarin?”
“Yang mana?”
“Todays color is dark. The clue is hole. Apa itu ada
hubungannya dengan legenda The Myth of Color?”
Air muka Steve seketika berubah dan yang paling mengagetkan
Anne liontin miliknya bersinar sangat terang saat Anne bertanya tentang hal itu
kepada Steve. Ada apa sebenarnya?
***
Next week spoiler [White, like pure heart and warm
snow..]
..TO BE CONTINUE
Comments
Post a Comment